Jumat, 01 Desember 2017

Koreksi Untuk Caleg Kabupaten Bekasi

Kualitas caleg bisa di intip dari rencana mereka dalam melakukan pemenangan. Tanya saja langkah pemenangan mereka. Bila tidak punya maka pastilah strategi yang akan dilakukan tak jauh dari money politik. Atau asal sekedar ikut hanya untuk memenuhi kuota kandidat partai.

Belum lama, beberapa hari sebelum pendaftaran partai di tutup oleh KPU, saya tiba-tiba diminta oleh dua partai yang tahun 2014 merupakan partai peserta pemilu. Mereka kelabakan untuk menemukan orang yang bersedia menjadi pengurus. Maksud mereka saya diminta untuk jadi pengurus, namun saya menolak. Dari dua partai tersebut, satunya gagal jadi peserta pemilu 2019. 

Inilah kebiasaan buruk politisi yang tidak boleh ditiru oleh politisi lain. Datang tiba-tiba di saat mereka butuh. Kerja politik macam apaan kaya begitu. Maka yang harus dibangun adalah komunikasi intens dan jangka panjang setidaknya untuk sekedar menjalin pertemanan.

Datang tiba-tiba saat butuh adalah kebodohan yang menurut saya sulit dimaafkan. Politisi semacam ini seharusnya sudah tidak ada lagi di Kab Bekasi. Dan dimanapun. Semoga kita, rakyat, sudah jeli melihatnya. 

Kalau hanya untuk berpolitik, saat ini hanya tinggal memompa kualitas diri untuk bisa melahirkan banyak manfaat, kemudian ditokohkan oleh masyarakat. Maka Partai akan menawarkan kepada orang seperti ini. Tak perlu menjadi kader partai untuk bisa berpolitik. Apalagi kader sekelas DPD pun belum tentu dipilih menjadi calon kandidat dalam hajat PILKADA atau PILGUB. Ini yang mengherankan. Partai lebih baik memilih bukan kader. Maka menapak karir politik di partai sepertinya tak lagi bisa diharapkan. Mungkin tak semua partai tapi beberapa seperti itu.

Beberapa lurah tiba-tiba menjadi kandidat partai. Seeorang tiba-tiba menjadi caleh di partai yang katanya kaderisasinya sangat ketat sekalipun. Saya sendiri pernah ditawari menjadi caleg....heeeee. Belum tentu juga mereka nawarin serius sih hmmm.

Kita berharap memiliki aleg kabupaten Bekasi yang tidak hanya beradu duit. Duel duit. Tapi ingin punya caleg yang memang punya konsep dan komitmen. Dan tidak boleh hanya punya satu caleg. Harus banyak. Karena caleg yang punya konsep dan komitmen tapi jumlahnya sedikit akan berat untuk bisa memberi warna kebijakan. Di hantam voting saja akan kalah. 

Jarang caleg yang punya audien sendiri. Punya calon pemilih yang potensial. Mungkin bisa dikatakan hampir pasti. Sebenarnya inilah yang harus dilakukan. Caleg harus punya audien. Dengan demikian ia punya kewajiban untuk memperjuangkan audiennya. 

Saat menjadi aleg maka ada kewajiban-kewajiban untuk menjadikan timses, audiennya dan rakyat sebagai lahan perjuangannya. Oke aleg adalah wakil rakyat dan harus berjuang untuk rakyat. Ini idealnya. Apakah demikian faktanya. Bila ya, mengapa banyak audien dan pemilih lari dan kecewa. 

Ada 3 lahan perjuangan bila ingin aman dan kuat dalam setiap pemilu legislatif.
Pertama : Perjuangan perubahan untuk TIMSESNya
Kedua : Perjuangan untuk AUDIEANnya
Ketiga : Perjuangan untuk rakyat.

Perjuangan untuk tim sukses adalah perjuangan untuk perubahan berbagai arah. Jangan mereka tinggalkan paska kemenangan. Ini sama saja bunuh diri. Aleg sedang menanam benih perlawanan dan apatis politik khususnya terhadap aleg. Lakukan maintenance agar mereka bertahan dan maju bersama. Bukan hanya anda yang maju. Anda mulai berlimpah kue dan peluang sementara mereka tetap gigit dari dipecundangi dan terus diiming-imingi harapan. Karena aleg sudah mulai jago beretorika.

Perjuangan untuk audien adalah perjuangan untuk siapa saja yang diduga kuat memilih aleg. Darimana mengetahui info ini? Dari Tim sukses dan dari sebaran data perolehan suara di setiap TPS. Ini bis amenjadi pendekatan untuk memperkirakan siapa saja yang mungkin mencoblos aleg. Ia adalah lahan perjuangan aleg dalam masa jabatannya. Ini juga perlu di maintenance.

Perjuangan untuk rakyat. Namanya Aleg yang pasti idealnya berjuang untuk rakyat. Tapi bukankan tim sukses dan audiennya adalah rakyatnya juga yang merupakan dua eleman yang perlu diperjuangkan. Jangan harap memperjuangkan rakyat banyak bila yang sudah jelas saja (Tim sukses dan audiennya) kecewa dan tidak merasakan kenampakan perjuanganya.

Ada dampak yang dirasakan langsung ada dampak yang dirasakan tak langsung. 
Perjuangan melalui fungsi-fungsi legislatif merupakan perjuangan yang berdampak tak langsung. Bisa jadi tidak banyak yang mengerti dan bisa mengaitkan kinerja dengan manfaat yang akan dirasakan. Karena mekanisme dan prosesnya ada keterlibatan beberapa pihak selain sang aleg. Ada dinas-dinas berwenang yang terlibat disana yang menggelontorkan program dan anggaran.

Perjuangan langsung adalah perjuangan yang mana orang-orang diperjuangkannya langsung merasakan setidaknya melihat aleg sungguh-sungguh memperjuangkan mereka. Ini akan menguatkan ikatan emosional dan loyalitas kepada sang aleg. Maka ini pun harus dilakukan. Dan bahkan dalam pileg mendatang saat akan maju kembali, mereka inilah yang sangat menentukan kemenangan.

Jurusnya adalah : Aleg harus memelihara yang lama, dan membangun potensi suara baru.

Kita sebagai warga seharunya mendorong aleg untuk menyadari pentingnya ini. JANGAN PERNAH caleg abal-abal bisa menang di Kabupaten BEKASI. Bila mereka menang dan tidak punya konsepsi dan idealisme maka alamat tak banyak di harapkan untuk bisa mengubah kita sebagai yang diwakilinya. Bisa jadi diantara mereka menjadi oknum aleg yang lupa diri, terus mengejar kue-kue untuk memperkaya diri dan akhirnya ketika ada pemodal yang butuh kekuatan jabatan mereka dan mereka piawai maka mereka menjadi ternak-ternak yang bisa di setir untuk kepentingan investasi para pemodal. 

Bila pundi-pundi yang mereka kejar maka yang akan terjadi adalah hukum rimba. Siapa yang kuat duit dia akan berkuasa. 

Maka suara kita dalam pemilu bertanggung jawab terhadap kondisi Kabupaten Bekasi 5 tahun kedepan. Jadikan ini untuk lahan perjuangan perubahan kita, warga biasa. Kita perlu menata strategi. Kita perlu menata ulang pemikiran dan sikap agar kita pun tidak dicampakkan saat mereka menang. Mereka politisi punya strategi untuk menang dan menggenggam kekuasaan di parlemen. Kita juga perlu menyusun strategi agar para pemenang pemilu tidak berbuat KACANG LUPA KULITNYA.

Penulis 
Sunaryo Saripudin. S.Pd.
Dir Eksekutif JSMI

*Ketua TIM SUKSES PILEG 2009
Menang 1 Kursi, Meraih 5.400 suara.
www.menangpemilulegislatif.blogspot.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar